Khat Tsulust Muta’assir bil rasm
Islam datang pada masyarakat yang kehidupan agamanya labil dan menyembah berhala. Karaena itu agama ini tidak langsung memberikan dorongan untuk menggambar makhluk hihup atau memampang gambar didalam bangunan-bangunan penting seperti mesjid, kantor, sekolah dan istana.
Untuk menyeimbangakan antara agama dengan seni atau keta’atan terhadap ajaran agama dengan kesenangan menggambar, sebagian kaligrafer berusaha menggubah aksara arab kepada bentuk visual yang bisa berbicara. Potensi huruf arab yang secara alamiah sangat lentur dan mudah dibaca, mendorong mereka menciptakan gambar-gambar yang mengungkap kalimat-kalimat suci sehingga kaligrafi seolah menjadi sarana menggambar.
Khat tsulust yang dipengaruhi gambar (muta’assir bil rasm) akhirnya diterima dan sangat popular dikalangan seniman muslim. Banyak ragam dan variasi aliran khat ini, yang secara bebas mengambil pola figural atau simbolik berupa gambar manusia, binatang atau benda-benda lain, daintara seniman kaligrafi terkenal dan yang paling popular dibidang ini antara lain Mustafa Raqim, Hamid Al-Amidi dan Walid Mahdi.
0 Responses So Far: